Selasa, 20 Oktober 2015

Tugas Perilaku Keorganisasian

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Dalam suatu organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi memerlukan kerjasama yang baik antar komponen di dalamnya. Kerjasama terbentuk karena adanya kesatuan persepsi tentang apa yang akan dicapai. Untuk itu diperlukan sekali adanya komunikasi yang baik antar anggota didalamnya, peran komunikasi dalam suatu organisasi dapat menciptakan hubungan kerja yang kondusif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Melalui komunikasi maka dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang membuat pegawai dapat bertindak dengan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja organisasi (Wursanto 1992:60). Adanya kerjasama yang harmonis ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kerja para pegawai karena komunikasi berhubungan dengan keseluruhan proses pembinaan perilakumanusia dalam organisasi.
Semangat kerja dalam organisasi dapat mempengaruhi hasil kerja dan pencapaian tujuan komunikasi dan hubungan kerja yang terjadi dalam suatu instansi berkaitan dengan semangat melaksanakan pekerjaan. Komunikasi yang efektif dapat mencapai saling pengertian antara pegawai dan pimpinan sehingga terbentuk kondisi sosial yang dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.Semangat kerja disini adalah karyawan secara lebih giat melaksanakantugas-tugasnya, sehingga pekerjaan akan dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih baik (Nitisemito 1992:24).
Komunikasi merupakan faktor utama untuk meningkatkan semangat kerja. Dengan semangat kerja yang tinggi pegawai akan dapat bekerja dengan perasaaan senang dan bergairah sehingga mereka dapat berprestasi kerja dengan baik, sebaliknya apabila pihak pimpinan kurang memperhatikan bawahannya maka semangatnya akan turun karena pegawai merasa kurang mendapat perhatian dari pimpinan dan adanya rasa segan terhadap pimpinan. Dengan demikian diperlukan hubungan timbal balik antara atasan dan bawahannya. Jadi komunikasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pembinaan perilaku pegawai sebagai motivasi untuk meningkatkan semangat kerja pegawai sebagai proses dalam suatu pekerjaan akan terasa lebih mudah dan tujuan organisasi akan dapat tercapai.

B.     TUJUAN LAPORAN

1.      Mengetahui Latar Belakang Terjadinya Kasus Komunikasi Di Dalam Perusahaan.
2.      Menjelaskan Memahami Pentingnya Menjaga Komunikasi.
3.      Dapat Memecahkan Persoalan Komunikasi Dalam Perusahaan Tersebut.


C.    RUMUSAN MASALAH
1.      Mengetahui Pengertian Komunikasi Dalam Organisasi?
2.      Mengetahui Pengertian Komunikasi Kerja?
3.      Bagaimana Kemampuan Dan Keterampilan Dalam Berkomunikasi?
4.      Apa Sajakah Unsur-Unsur Dalam Komunikasi?
5.      Mengetahui Jenis-Jenis Komunikasi?
6.      Mengetahui Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Komunikasi?
7.      Contoh kasus komunikasi kerja serta solusinya





BAB II

STUDI LITERATUR

A.    Pengertian Komunikasi

1.      Menurut Wursanto (2003:153) Istilah komunikasi (bahasa inggris;communication) mempunyai banyak arti. Asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata communis berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian yang sama.
2.      Menurut T. Hani Handoko (1995:272). Komunikasi adalah “Proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke-orang lain”. Dalam perpindahan pengertian tersebut tidak hanya sekedar kata-kata yang digunakan dalam sebuah percakapan, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal dan lain sebagainya.
3.      Menurut Katz dan Kahn dalam Rakhmat (200:12). Komunikasi adalah “suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi dari suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam suatu organisasi”.

Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan atau pengirim pesan dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian.
Efektifnya sebuah komunikasi adalah jika pesan yang dikirim memberikan pengaruh terhadap komunikan, artinya bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan respon atau umpan balik dari penerimanya. Seperti contohnya; adanya tindakan, hubungan yang makin baik dan pengaruh pada sikap.

B.     Pengertian Komunikasi Kerja

Komunikasi kerja merupakan proses penyampaian informasi baik secara verbal maupun non verbal untuk mencapai pengertian dan penerimaan. Keterampilan komunikasi yang baik merupakan keterampilan utama dan sangat penting bagi para pekerja dan pimpinan. Keberhasilan kepemimpinan dan kerja tergantung pada kemampuan berkomunikasi.

C.    Kemampuan Dan Keterampilan Dalam Berkomunikasi

a.      Kemampuan Dalam Menyampaikan Pesan
Untuk dapat mempengaruhi komunikan secara efektif, penyampaian pesan perlu memperhatikan langkah-langkah:
1) Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus dirancang dan disampaikan sede-mikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian dari komunikan. Misalnya seorang pimpinan memulai dahulu dengan mengajak berbincang-bincang secara santai dengan karyawan, tersenyum, menanyakan kesehatan, dan seba-gainya sebagai cara untuk me-narik perhatian.
2) Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan.
3) Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator memberikan bukti bahwa yang disampaikan adalah benar.
4) Visualization (visualisasi) komunikator memberikan bukti-bukti lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.
5) Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan bertindak positif yaitu melak-sanakan pesan dari komunikator tersebut. (Suranto Aw, Op. Cit., 9 Febuari 2007)
Kunci utama dari komunikasi adalah dari seorang komunikator. Untuk itu calon komunikator dituntut untuk mampu menyampaikan pesan sesuai dengan keinginan komunikan, artinya bahwa dalam proses komunikasi dibutuhkan adanya sikap manghargai orang lain, serta ikut dalam suasana yang sedang dialami orang lain (empati), sehingga dengan adanya sikap semacam itu proses komunikasi akan lebih mudah tercapai.

b.      Kemampuan Dalam Menerima Pesan (Mendengarkan)
Seringkali bahwa sesuatu yang diungkapkan tidak selalu dimengerti oleh orang lain, bahkan bisa menimbulkan sebuah kesalahpahaman. Untuk itulah agar informasi dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan umpan balik perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
Mendengarkan terdiri dari sejumlah dimensi-dimensi:
1) Mendengarkan itu adalah suatu fungsi yang kompleks dan unik dari persepsi atau tanggapan. Mendengarkan ialah suatu proses yang bersifat selektif dimana kita memilih dari banyak perangsangperangsang yang mengelilingi kita, yang paling cocok kepada kebutuhan-kebutuhan dan tujuan kita.
 2) Mendengarkan itu adalah suatu proses yang terus-menerus mengalir atau berjalan. 3) Mendengarkan adalah dalam proses komunikasi ini tentunya ada tujuan atau maksud yang hendak dicapai oleh komunikator dan komunikan, tujuan atau maksud dari proses komunikasi ini adalah melahirkan efek-efek tertentu dalam komunikasi. James G. Bobbins, Barbara S. Jones, (171:2006).

c.      Kemampuan Dalam Memberikan Umpan Balik
Umpan balik sangat penting dalam komunikasi, karena seseorang bisa mengetahui informasi atau pesan yang telah disampaikan itu sampai sesuai dengan keinginan komunikator. Menurut Masyhuri HP Masyhuri HP (1991:50),bahwa “Umpan balik adalah informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap pesan yang disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan komunikator dan untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya”. Dengan demikian ukuran dari efektivitas komunikasi adalah dengan adanya umpan balik, yakni pemberian tanggapan terhadap komunikator. Adapun respon atau tanggapan dari komunikasi dibedakan sebagai berikut:
1) Respon langsung (direct respon), ialah respon yang diberikan langsung oleh pihak komunikan tidak memerlukan jangka waktu yang relatif lama.
 2) Respon tidak langsung (indirect respon) ialah respon yang memerlukan jangka waktu. Dalam hal ini respon yang diberikan oleh pihak komunikan tertunda beberapa saat.
 3) Respon yang kurang dimengerti(zero respon), ialah respon yang tidak dapat dimengerti oleh pihak komunikator.
4) Respon yang dapat dimengerti (positive respon), ialah respon yang diberikan oleh pihak komunikan dapat dimengerti oleh pihak komunikator dengan pihak komunikan terdapat saling pengertian.
 5) Respon yang bersifat netral, ialah respon pihak komunikan yang tidak memberikan dukungan ataupun menentangnya.
 6) Respon yang berifat negatif, ialah respon yang diberikan oleh pihak komunikan tidak memberikan dukungan kepada pihak komunikator. (Ibid, 1991:50).

d.      Keterampilan Dalam Berkomunikasi
Menurut Masyhuri HP, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, semua pihak yang berkomunikasi harus memiliki keterampilan dalam berfikir. Di samping itu sumber harus memiliki keterampilan menyandi pesan, ialah mengubah gagasan atau pesan menjadi lambang-lambang, sedang penerima harus memiliki keterampilan membuka sandi, ialah menterjemahkan lambang-lambang tersebut, agar pesan yang terkandung dalam lambang-lambang itu dapat dipahami. Untuk mendukung agar komunikasi lebih baik, maka diperlukan adanya keterampilan dari masing-masing individu. Keterampilan dalam berkomunikasi menurut James G. Bobbins dan Barbara S. Jones, keterampilan menyalurkan atau mengirimkan, yaitu berbicara dan menulis. keduan, kita sebut keterampilan menerima, yaitu membaca dan mendengarkan keterampilan.

D.    Unsur-Unsur Dalam Komunikasi

1.      Komonikator (pengirim) :
Komunikator adalah orang – orang yang memprakarsai komunikasi dalam sebuah organisasi kelompok, perorangan yang mempunyai informasi, kebutuhan, keinginan, dan maksud untuk disampaikan kepada orang lain.
2.      Persepsi dan Interprestasi :
Yaitu tanggapan atau pandangan seseorang terhadap suatu pesan. Dari persepsi akan dibuat interprestasi yaitu pemberian kesan atau pendapat terhadap persepsi dan pesan tersebut.
3.      Encoding :
Encoding adalah menerjemahkan informasi yang dikirim atau gagasan komunikator kedalam serangkaian simbol atau isyarat untuk pemahaman dan kebersamaan pengertian dengan penerima.

4.         Pesan (message) :
Pesan adalah bentuk fisik atau non-fisik yang dapat dialami dan ditangkap oleh indera penerima. Agar efektif, maka pesan tersebut harus :
·        Mudah dipahami.
·         Singkat, jelas, tepat, cepat, dan mengandung factor yang                          terkomunikasikan.

5.      Saluran (channel) :
Yaitu media yang dilalui atau dipergunakan dalam berkomunikasi berupa pertemuan, telepon, surat, fax, telex, computer, dan lain – lain.

6.      Penerima :
Penerima yaitu orang yang menangkap pesan pengirim dan menanggapi atau tidak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik perorangan maupun kelompok.

E.     Jenis-Jenis Komunikasi

Para penulis telah mengelompokkan komunikasi ke dalam beberapa bentuk. Komunikasi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
1.        Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui lisan saja dan tidak tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan secara tidak langsung. Komuniaksi lisan secara langsung bisa berarti, bahwa komunikasi yang terjadi secara langsung yakni melalui tatap muka, seperti halnya orang berceramah, orang berpidato, berorasi. Sedangkan komunikasi lisan tidak langsung berarti terjadi komunikasi tanpa adanya tatap muka, seperti halnya orang berbicara ditelepon.

2.      Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis atau tercetak adalah komunikasi dengan mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak lain. Jadi kesimpulannya kedua komunikasi ini lebih kepada komunikasi satu arah, dimana komunikator hanya menyampaikan pesan yang ada. Untuk komunikasi ini dirasa kurang efektif karena penyampaian pesan dari komunikator belum tentu bisa dipahami oleh komunikan. Ketika komunikator memberi informasi, dia tidak memahami apakah yang diberi informasi sudah mengerti atau belum akan informasi yang telah disampaikan.
3.      Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata, kepala, dan lain-lain.Komunikasi ini melalui berbagai isyarat atau signal non-verbal. Media yang dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan posisi badan, yang disebut bahasa badan yang menyatakan sikap dan perasaan seseorang. Misalkan seorang manajer menampakkan wajah yang masam ketika bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa jadi bawahan tersebut menafsirkan muka masam itu sebagai penolakan, padahal bisa jadi manajer tersebut lagi sakit gigi. Adapun bentuk dari segi jenisnya dalam komunikasi adalah sebagai berikut:


a.       Sistem Komunikasi Interpersonal
Adalah sistem komunikasi dengan diri pribadi. Di dalam sistem ini terjadi suatu proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi (proses menangkap stimuli atau pesan), persepsi (perubahan sensasi menjadi informasi), memori (proses penyimpanan informasi dan sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali) dan berpikir (mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respon terhadap stimuli). Dalam sistem ini, informasi yang diterima langsung diproses oleh alat-alat indra ke otak sehingga menimbulkan suatu respon terhadap stimuli yang diberikan.

b.      Sistem Komunikasi Antarpersonal
Adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau beberapa orang yang bersifat alamiah sehingga dapat menghasilkan suatu hubungan yang produktif secara terus menerus. Ini bisa diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pertukaran di sini maksudnya suatu tindakan untuk menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sehingga menimbulkan efek atau pengaruh bagi penerimanya. Jika sudah demikian maka akan timbul kesepakatan bersama.

F.     Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Komunikasi

1) Faktor Teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis
komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam
komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.
kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.

2) Faktor Perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang
bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan
atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah
vvalaupun salah, sifat yang egosentris.

3) Faktor Situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi
ekonomi, sosial, politik dan keamanan
.

4) Keterbatasan Waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.

5) Jarak Psychologis/Status Social
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh
akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak
psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri.
Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia
senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.

6) Adanya Evaluasi Terlalu Dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini
jelas menghambat komunikasi yang baik.

7) Lingkungan Yang Tidak Mendukung
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana
lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
a. Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
b. Keadaan ribut atau bising
c. Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang
keleluasaan pribadi)

8) Keadaan Si Komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap
berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
a. Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya jugakacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
b. Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalaukomunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dansebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas
tertangkap oleh sasaran.

9) Gangguan Bahasa
a. Komponen semantik : Gangguan Semantik ialah gangguang
komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan (Blake, 1979). Gangguang semantik sering terjadi karena :
·        Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
·        Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yangdigunakan oleh penerima.
b. Komponen Penggunaan/Pragmatik
Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akankomponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi, memeliharakomunikasi dan mengakhiri komunikasi.

10) Rintangan Fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya
sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan
karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima.

11) Rintangan Kerangka Berpikir
Rintangan yang disebabkan karena kondisi daya pikir seseorang dalam mengemukakan gagasannya misalnya kurangnya wawasan, gugup, tingkat pendidikan, kurang berorganisasi, kurang bergaul.


BAB III

STUDI KASUS

A.   Contoh Kasus

                                           
PT Golden Castle, bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami konflik antara perusahaan dengan karyawan. Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan. Namun tindakan ini berujung pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

B.   Permasalahan


Adanya miss komunikasi mengenai gaji atau upah antara pihak perusahaan atau manajemen dengan para karyawan di PT. Golden Castle yang menyebabkan terjadinya demo yang dilakukan oleh para karyawan dan berujung pada PHK yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

C.   Solusi


Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bias-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.


Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara.
1.  Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2.  Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan
3.  Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
Biasanya masalah timbul karena lingkun            gan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.

            Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya terjadi karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka masalah akan sulit untuk muncul.

D.    Kondisi Yang Diinginkan


Diharapkan komunikasi kerja dalam perusahaan tersebut dapat diperbaiki menjadi lebih baik terutama dalam berkomunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawan agar tidak  lagi terjadi konflik atau miss komunikasi yang merugikan kedua belah pihak. Dengan adanya komunikasi yang baik maka akan tercipta suasana kerja yang nyaman sehingga para karyawan dapat bekerja dengan maksimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB IV

PENUTUP

A.   Kesimpulan


            Demikianlah pembahasan tentang kasus komunikasi yang terjadi didalam perusahaan. Pentingnya komunikasi dijaga supaya tetap harmonis diperlukan komunikasi yang efektif, dengan komunikasi yang efektif dapat membantu manajer dalam melakukan fungsi – fungsi POAC (perencanaan, pengorganisasian, pengembangan, pemeliharaan, dan pengawasan). Manajer pun dapat melakukan komunikasi berupa tatap muka, menerima tamu, berhubungan dengan bawahan, rekan, dan atasan, berkomunikasi dengan pelanggan, berkomunikasi dengan alat elektronik, dan membuat surat, laporan, dan lain – lain.
Dengan komunikasi yang harmonis diharapkan permasalah yang akan terjadi kembali dalam perusahaan dapat ditangani secara bersama -  sama, karena itulah tanggung jawab setiap unit di perusahaan.
Suatu hubungan akan terjalin harmonis, dan baik apabila didukung oleh  komponen – komponen yang baik pula. Kegiatan yang selalu bahkan tidak pernah terlepas dalam kehidupan manusia adalah komunikasi. Komunikasi begitu penting dikarenakan komunikasi memberikan informasi yang kita butuhkan (penerima) dari orang lain (pengirim) baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya komunikasi yang baik dan benar, dapat menimalkan masalah komunikasi antar individu. Dan hal ini sangat membantu untuk karir perusahaan, dimana komunikasi antara atasan dengan bawahan dapat terjaga harmonis. Akan tetapi, kita juga harus selalu mempersiapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi di masa depan perusahaan.
Perusahaan yang sehat terlihat dari berbagai sistem dan struktur yang saling memenuhi kebutuhan sumber daya manusianya yang beraneka ragam, kesejahteraan para tenaga kerjanya, keuntungan yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA


Ivor K. Devies, 1987, Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT. Rajawali Pers.
James G. Bobbins, Barbara S. Jones, 2006, Komunikasi yang Efektif, untuk Pemimpin, Pejabat dan Usahawan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya.
Mangkunegara, Anwar P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Nitisemito, Alex. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta : Galia Indonesia.
Suranto AW, Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran, (http://www.uny.ac.id/home/artikel.php?m=&I=3&k=23), 9 Febuari 2007.
T. Hani Handoko, 1995, Manajemen, Yogyakarta: BPFE.
Wursanto. 1992. Etika Komunikasi Kantor. Yogyakarta : Kanisius
http://kewarganegaraangunadarma.blogspot.co.id/2011/10/konflik-antara-perusahaan-dengan.html


1 komentar:

  1. Wynn casino opens online sports betting - KTNV
    The Wynn Las Vegas sports betting application, which opened in Las Vegas and Wynn 대구광역 출장샵 Las Vegas on 의왕 출장샵 the Strip in 천안 출장샵 April, has now become a popular 군산 출장안마 betting site in 원주 출장마사지

    BalasHapus