Selasa, 20 Oktober 2015

Tugas Kebijakan Ekonomi Indonesia (Laporan Pendahuluan)


PENDAMPINGAN WIRAUSAHA JAHIT DI DESA WALED KECAMATAN WALED KABUPATEN CIREBON



DISUSUN OLEH :

1.  ZALFA MAY LUTFINA            (114020574)
2.  NURUL AZIZAH                      (114020565)
(
3.  IIS ISTIQOMAH                        (114020561)

                                                                      KELAS  N           


JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2015

KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah karena atas karunia-Nya laporan ini telah diselesaikan dengan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama pemilik UMKM yaitu Bapak Abu Naim dan Ibu Entim serta dosen kami Bapak Dedi Muhammad Siddiq, SH.I, MA, MDP. yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Laporan pendahuluan ini ditulis berdasarkan apa yang terjadi di lapangan dengan menggunakan pendekatan komunikatif dan ketrampilan proses. Laporan ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang akan kami lakukan serta dampak positif selama program pendampingan UMKM.
Kami telah berusaha sesempurna mungkin menulis laporan ini, untuk itu saran, kritik maupun komentar yang ditujukan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.

                                                                                                Cirebon, 10 Oktober 2015



DAFTAR ISI




BAB 1

PENDAHULUAN

1.1               LATAR BELAKANG

Indonesia telah melakukan perjanjian dengan Negara-negara ASEAN bahwa Indonesia akan mengikuti system perdagangan bebas ASEAN. Dengan kondisi perekonomian saat ini, masih perlu mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi kondisi tersebut. Kondisi tersebut dapat membuat Indonesia semakin terpuruk dalam perekonomian atau bia juga dijadikan peluang supaya perekonomian Indonesia dapat berkembang di dunia luar.
Salah satu cara supaya kondisi ini dapat menjadi kondisi yang menguntungkan bagi perekonomian di Indonesia adalah dengan mengembangkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) oleh pemerintah. Pemerintah dapat menggali potensi UMKM supaya mampu bersaing dengan Negara ASEAN yang lain dalam perdagangan bebas ini.
Pemerintah juga dapat memotivasi UMKM agar mampu berpikir kreatif dalam mengembangkan produknya kemudian produk itu dapat memberikan nilai jual yang  tinggi terhadap produknya.

1.2             TUJUAN

Tujuan kami melakukan pendampingan UMKM milik Bapak Abu Naim dan Ibu Entim agar usaha yang baru saja dirintis oleh mereka dapat lebih berkembang sehingga memiliki banyak pelanggan. Dengan adanya program pendampingan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap UMKM tersebut, diantaranya meningkatkan kapasitas dan kualitas usaha mikro sehingga mengalami kenaikan omset atau pendapatan, juga memperluas dampak social ekonominya terhadap masyarakat sekitar UMKM seperti menyediakan lapangan kerja.

1.3             MANFAAT

1.      Memperluas daerah pemasaran
2.      Memperkaya keahlian dan pengetahuan pemilik usaha
3.      Memajukan usaha
4.      Menaikkan pendapatan atau omset

A.    LOKASI DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Lokasi usaha jahit ini terletak di daerah Waled RT. 010 RW. 005 Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tidak sulit untuk menemui lokasi UMKM ini karena letaknya yang strategis di depan SMK YAMI WALED sebelah warnet HDH.
Kelompok kami melakukan pendampingan selama kurang lebih tiga bulan, dari tanggal 4 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 04 Januari 2016.

  

BAB II

PROFIL USAHA

2.1       Nama dan Identitas Usaha

  UMKM yang kami pilih bergerak di sektor jasa yaitu usaha jahit, usaha ini berlokasi di Daerah Waled RT .010 RW. 005 Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Usaha jahit ini dimiliki oleh sepasang suami istri yang bernama Bapak Abu Naim (46 Tahun) dan Ibu Entim (45 Tahun). Menurut bapak Abu Naim usahanya belum diberi nama karena usaha yang mereka rintis baru berusia satu bulan. Tetapi, Bapak Abu Naim dan Ibu Entim berencana memberi nama usaha mereka dengan nama “Abu Naim” sesuai dengan nama salah satu pemiliknya.

2.2       Sejarah Usaha

Setelah mereka berhenti bekerja di salah satu konveksi di daerah Cengkareng, karena kondisi ekonomi yang mendesak membuat Bapak Abu Naim dan Ibu Entim mencoba mencari pekerjaan tetapi karena pendidikan mereka hanya lulusan SD dan SMK sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan juga usia yang sudah tidak muda lagi. Sehingga Bapak Naim dan Ibu Entim memutuskan untuk membuka usaha jahit sendiri dengan berbekal keahlian dan juga pengalaman selama mereka bekerja di konveksi tersebut.
Pada awalnya Bapak Abu Naim dan Ibu Entim telah lama membuka usaha jahit di Daerah Cengkareng, kemudian mereka memutuskan untuk pindah dan membuka usaha jahit di Daerah Waled, Cirebon.

2.3 Aspek Pemasaran

                Daerah pemasaran UMKM ini masih sangat kecil sebab usaha ini baru didirikan sehingga masih sedikit orang yang mengetahui usaha ini. Promosi yang dilakukan masih melalui mulut ke mulut. Selain itu, hasil jahitan juga dipajang di depan rumah untuk menarik perhatian orang-orang yang melintas. Pemilik usaha juga bekerjasama dengan tetangga untuk memasarkan barang hasil jahitan, Ibu Entim juga berencana membuka lapak di pasar malam untuk lebih mengembangkan usahanya.

2.4 Aspek Produksi

                Proses produksi dilakukan apabila ada pelanggan yang datang untuk menjahit tetapi pemilik juga memproduksi beberapa baju seperti baju gamis, baju daster bahkan baju untuk anak-anak. Untuk jahitan yang memiliki model rumit seperti kebaya biasanya dikerjakan selama satu minggu, untuk baju yang tidak terlalu rumit seperti daster dapat diselesaikan satu hari saja.

2.5 Aspek Keuangan

            Modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.300.000,- modal ini untuk membeli bahan-bahan dan peralatan menjahit. Sementara pendapatan atau omset yang diterima per bulannya kurang lebih Rp. 2.500.000,- tetapi pendapatan itu tidak menentu setiap bulannya tergantung berapa banyak jahitan yang diterima. Pendapatan hasil jahitan tidak langsung seluruhnya digunakan secara pribadi tetapi digunakan untuk membeli kembali bahan dan keperluan menjahit. Untuk omset seharinya berkisar antara Rp. 50.000 – Rp. 150.000 tergantung berapa jahitan yang diselesaikan.

2.6 Aspek Sumber Daya Manusia

            Dari segi sumber daya manusia UMKM ini belum memiliki karyawan atau pekerja karena Bapak Abu Naim dan Ibu Entim sendiri yang menjahit langsung apabila ada pelanggan yang meminta untuk dijahitkan.


BAB III

PERMASALAHAN

3.1 Pemasaran

            Kendala yang pemilik alami dari segi pemasaran yaitu belum terlalu banyaknya orang yang mengetahui usaha jahit ini oleh sebab itu daerah pemasaran masih hanya di sekitar tempat usaha. Selain itu, rendahnya kepedulian warga di desa akan penampilan mengakibatkan kurangnya pelanggan dan juga masyarakat sekitar yang memiliki pendapatan sedikit sehingga mereka enggan untuk membeli baju atau membayar ongkos menjahit di atas Rp. 50.000. Serta belum banyak kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemilik.

3.2 Produksi

                Menurut Bapak Abu Naim dari segi produksi kendalanya yaitu ia belum banyak mengetahui model-model yang sedang trend saat ini. Selain itu, ketersediaan jenis kain yang masih sangat sedikit membuat pemilik kewalahan apabila ada pelanggan yang ingin menjahit baju dengan bahan yang lain sehingga sedikit menghambat proses produksi.

 3.3 Keuangan

                Tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan yang utama yaitu masalah keuangan, pemilik mengaku tidak mempunyai modal yang besar untuk mengembangkan usaha ini. Dengan adanya modal yang lebih dapat membantu mengembangkan usaha jahit dengan maksimal.

3.4 Sumber Daya Manusia

                Permasalahannya yaitu usaha ini hanya dikerjakan berdua oleh si pemilik tanpa ada karyawan yang membantu mengakibatkan untuk menjahit pakaian membutuhkan waktu yang sedikit lama, pemilik juga mengakui masih adanya keterbatasan pengetahuan tentang jenis-jenis bahan atau kain.





BAB IV

RENCANA PROGRAM KERJA

4.1             Bidang Pemasaran

1.      Membuat Banner atau Spanduk
2.      Membantu memasarkan barang hasil jahitan
3.      Mempromosikan kepada orang-orang sekitar kami apabila jika ingin menjahit hendaknya ke UMKM ini.

4.2             Bidang Produksi

1.      Membuat label pada hasil jahitan
2.      Memberi masukan model-model yang sedang trend
3.      Memperbanyak jenis bahan atau kain

4.3             Keuangan

1.      Menambah modal

4.4             Sumber Daya Manusia

1.       Menambah pengetahuan dan keahlian pemilik usaha





BAB V

PENUTUP
Setiap permasalahan pasti selalu mempunyai solusi untuk memecahkan masalah tersebut solusinya adalah tetap bersabar dalam menghadapi permasalahn tersebut dan jangan menyerah tetap mau berusaha untuk berkarya agar usaha yang kita miliki dapat dikenal banyak orang karena kualitas yang baik dan usaha kita dapat bersaing dengan usaha-usaha jahit yang lainnya.
Tentu saja, kendala atau permasalahan yang di hadapi masing-masing jenis usaha bisa saja berbeda satu sama lain. Berbagai kendala dan hambatan umum yang banyak kita jumpai. Satu yang pasti, sebagai pelaku usaha kita tetap harus mengembangkan wawasan agar usaha yang sudah kita bangun dapat berjalan dengan sukses dan terus berkembang.
Demikianlah laporan pendahuluan ini kami susun dan kami sangat berharap agar program kerja yang akan kami lakukan berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.




LAMPIRAN





























Tidak ada komentar:

Posting Komentar