BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu organisasi diperlukan suatu sistem yang dapat menunjang kinerja
organisasi tersebut. Pencapaian tujuan organisasi memerlukan kerjasama yang
baik antar komponen di dalamnya. Kerjasama terbentuk karena adanya kesatuan
persepsi tentang apa yang akan dicapai. Untuk itu diperlukan sekali adanya
komunikasi yang baik antar anggota didalamnya, peran komunikasi dalam suatu
organisasi dapat menciptakan hubungan kerja yang kondusif dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi.
Melalui komunikasi maka dapat memberikan keterangan tentang pekerjaan yang
membuat pegawai dapat bertindak dengan rasa tanggung jawab pada diri sendiri
dan pada waktu bersamaan dapat mengembangkan semangat kerja organisasi
(Wursanto 1992:60). Adanya kerjasama yang harmonis ini diharapkan dapat
meningkatkan semangat kerja para pegawai karena komunikasi berhubungan dengan
keseluruhan proses pembinaan perilakumanusia dalam organisasi.
Semangat kerja dalam organisasi dapat mempengaruhi hasil kerja dan
pencapaian tujuan komunikasi dan hubungan kerja yang terjadi dalam suatu
instansi berkaitan dengan semangat melaksanakan pekerjaan. Komunikasi yang
efektif dapat mencapai saling pengertian antara pegawai dan pimpinan sehingga terbentuk
kondisi sosial yang dapat memotivasi pegawai untuk meningkatkan produktivitas
kerjanya.Semangat kerja disini adalah karyawan secara lebih giat
melaksanakantugas-tugasnya, sehingga pekerjaan akan dapat diselesaikan lebih
cepat dan lebih baik (Nitisemito 1992:24).
Komunikasi merupakan faktor utama untuk meningkatkan semangat kerja. Dengan
semangat kerja yang tinggi pegawai akan dapat bekerja dengan perasaaan senang
dan bergairah sehingga mereka dapat berprestasi kerja dengan baik, sebaliknya
apabila pihak pimpinan kurang memperhatikan bawahannya maka semangatnya akan
turun karena pegawai merasa kurang mendapat perhatian dari pimpinan dan adanya
rasa segan terhadap pimpinan. Dengan demikian diperlukan hubungan timbal balik
antara atasan dan bawahannya. Jadi komunikasi sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pembinaan perilaku pegawai sebagai motivasi untuk
meningkatkan semangat kerja pegawai sebagai proses dalam suatu pekerjaan akan
terasa lebih mudah dan tujuan organisasi akan dapat tercapai.
B. TUJUAN
LAPORAN
1. Mengetahui Latar Belakang Terjadinya Kasus Komunikasi Di Dalam Perusahaan.
2. Menjelaskan Memahami Pentingnya Menjaga Komunikasi.
3. Dapat Memecahkan Persoalan Komunikasi Dalam Perusahaan Tersebut.
C.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Mengetahui Pengertian Komunikasi
Dalam Organisasi?
2. Mengetahui Pengertian Komunikasi Kerja?
3. Bagaimana Kemampuan Dan
Keterampilan Dalam Berkomunikasi?
4. Apa Sajakah Unsur-Unsur Dalam Komunikasi?
5. Mengetahui Jenis-Jenis Komunikasi?
6. Mengetahui Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Komunikasi?
7. Contoh kasus komunikasi kerja serta solusinya
BAB II
STUDI LITERATUR
A.
Pengertian Komunikasi
1.
Menurut Wursanto
(2003:153) Istilah komunikasi (bahasa inggris;communication) mempunyai banyak
arti. Asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata communis
berubah menjadi kata kerja kommunicare, yang berarti menyebarkan
atau memberitahukan. Jadi menurut asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan
atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian
yang sama.
2.
Menurut T. Hani
Handoko (1995:272). Komunikasi adalah “Proses pemindahan pengertian dalam
bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke-orang lain”. Dalam perpindahan
pengertian tersebut tidak hanya sekedar kata-kata yang digunakan dalam sebuah
percakapan, tetapi juga dibutuhkan ekspresi wajah, intonasi, titik putus vocal
dan lain sebagainya.
3.
Menurut Katz dan Kahn
dalam Rakhmat (200:12). Komunikasi adalah “suatu proses tukar menukar informasi
dan transmisi dari suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat
penting di dalam suatu organisasi”.
Jadi dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan dari seseorang komunikator kepada komunikan atau pengirim
pesan dari satu pihak kepada pihak lain untuk mendapatkan saling pengertian.
Efektifnya sebuah
komunikasi adalah jika pesan yang dikirim memberikan pengaruh terhadap
komunikan, artinya bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik
sehingga menimbulkan respon atau umpan balik dari penerimanya. Seperti
contohnya; adanya tindakan, hubungan yang makin baik dan pengaruh pada sikap.
B.
Pengertian Komunikasi Kerja
Komunikasi
kerja merupakan proses penyampaian informasi baik secara verbal maupun non
verbal untuk mencapai pengertian dan penerimaan. Keterampilan komunikasi yang
baik merupakan keterampilan utama dan sangat penting bagi para pekerja dan
pimpinan. Keberhasilan kepemimpinan dan kerja tergantung pada kemampuan
berkomunikasi.
C.
Kemampuan Dan Keterampilan Dalam Berkomunikasi
a.
Kemampuan Dalam
Menyampaikan Pesan
Untuk dapat mempengaruhi komunikan secara efektif, penyampaian pesan perlu
memperhatikan langkah-langkah:
1) Attention (perhatian) Artinya bahwa pesannya harus
dirancang dan disampaikan sede-mikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian
dari komunikan. Misalnya seorang pimpinan memulai dahulu dengan mengajak
berbincang-bincang secara santai dengan karyawan, tersenyum, menanyakan
kesehatan, dan seba-gainya sebagai cara untuk me-narik perhatian.
2) Need (kebutuhan) Artinya bahwa komunikator kemudian berusaha
meyakinkan komunikan bahwa pesan yang disampaikan itu penting bagi komunikan.
3) Satisfaction (pemuasan), dalam hal ini komunikator
memberikan bukti bahwa yang disampaikan adalah benar.
4) Visualization (visualisasi) komunikator memberikan
bukti-bukti lebih konkret sehingga komunikan bisa turut menyaksikan.
5) Action (tindakan), komunikator mendorong agar komunikan
bertindak positif yaitu melak-sanakan pesan dari komunikator tersebut. (Suranto
Aw, Op. Cit., 9 Febuari 2007)
Kunci utama dari komunikasi adalah dari seorang komunikator. Untuk itu
calon komunikator dituntut untuk mampu menyampaikan pesan sesuai dengan
keinginan komunikan, artinya bahwa dalam proses komunikasi dibutuhkan adanya
sikap manghargai orang lain, serta ikut dalam suasana yang sedang dialami orang
lain (empati), sehingga dengan adanya sikap semacam itu proses komunikasi akan
lebih mudah tercapai.
b.
Kemampuan Dalam
Menerima Pesan (Mendengarkan)
Seringkali bahwa sesuatu yang diungkapkan tidak selalu dimengerti oleh
orang lain, bahkan bisa menimbulkan sebuah kesalahpahaman. Untuk itulah agar
informasi dapat diterima dengan baik sehingga menimbulkan umpan balik perlu
memperhatikan hal-hal berikut ini:
Mendengarkan terdiri dari sejumlah dimensi-dimensi:
1) Mendengarkan itu adalah suatu fungsi yang kompleks dan unik dari
persepsi atau tanggapan. Mendengarkan ialah suatu proses yang bersifat selektif
dimana kita memilih dari banyak perangsangperangsang yang mengelilingi kita, yang paling
cocok kepada kebutuhan-kebutuhan dan tujuan kita.
2) Mendengarkan itu adalah suatu
proses yang terus-menerus mengalir atau berjalan. 3) Mendengarkan adalah dalam
proses komunikasi ini tentunya ada tujuan atau maksud yang hendak dicapai oleh
komunikator dan komunikan, tujuan atau maksud dari proses komunikasi ini adalah
melahirkan efek-efek tertentu dalam komunikasi. James G. Bobbins, Barbara S.
Jones, (171:2006).
c.
Kemampuan Dalam
Memberikan Umpan Balik
Umpan balik sangat penting dalam komunikasi, karena seseorang bisa
mengetahui informasi atau pesan yang telah disampaikan itu sampai sesuai dengan
keinginan komunikator. Menurut Masyhuri HP Masyhuri HP (1991:50),bahwa
“Umpan balik adalah informasi tentang keberhasilan penerima dalam menangkap
pesan yang disampaikan oleh sumber sebagai kontrol efektivitas tindakan
komunikator dan untuk pedoman bagi tindakan selanjutnya”. Dengan demikian
ukuran dari efektivitas komunikasi adalah dengan adanya umpan balik, yakni
pemberian tanggapan terhadap komunikator. Adapun respon atau tanggapan dari
komunikasi dibedakan sebagai berikut:
1) Respon langsung (direct respon), ialah respon yang diberikan
langsung oleh pihak komunikan tidak memerlukan jangka waktu yang relatif lama.
2) Respon tidak langsung (indirect
respon) ialah respon yang memerlukan jangka waktu. Dalam hal ini respon
yang diberikan oleh pihak komunikan tertunda beberapa saat.
3) Respon yang kurang dimengerti(zero
respon), ialah respon yang tidak dapat dimengerti oleh pihak komunikator.
4) Respon yang dapat dimengerti (positive respon), ialah respon yang
diberikan oleh pihak komunikan dapat dimengerti oleh pihak komunikator dengan
pihak komunikan terdapat saling pengertian.
5) Respon yang bersifat netral,
ialah respon pihak komunikan yang tidak memberikan dukungan ataupun
menentangnya.
6) Respon yang berifat negatif,
ialah respon yang diberikan oleh pihak komunikan tidak memberikan dukungan
kepada pihak komunikator. (Ibid, 1991:50).
d.
Keterampilan Dalam
Berkomunikasi
Menurut Masyhuri HP, agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar, semua
pihak yang berkomunikasi harus memiliki keterampilan dalam berfikir. Di samping
itu sumber harus memiliki keterampilan menyandi pesan, ialah mengubah gagasan
atau pesan menjadi lambang-lambang, sedang penerima harus memiliki keterampilan
membuka sandi, ialah menterjemahkan lambang-lambang tersebut, agar pesan yang
terkandung dalam lambang-lambang itu dapat dipahami. Untuk mendukung agar
komunikasi lebih baik, maka diperlukan adanya keterampilan dari masing-masing
individu. Keterampilan dalam berkomunikasi menurut James G. Bobbins dan Barbara
S. Jones, keterampilan menyalurkan atau mengirimkan, yaitu berbicara dan
menulis. keduan, kita sebut keterampilan menerima, yaitu membaca dan
mendengarkan keterampilan.
D.
Unsur-Unsur Dalam Komunikasi
1. Komonikator (pengirim) :
Komunikator adalah orang – orang yang memprakarsai komunikasi dalam sebuah
organisasi kelompok, perorangan yang mempunyai informasi, kebutuhan, keinginan,
dan maksud untuk disampaikan kepada orang lain.
2. Persepsi dan Interprestasi :
Yaitu tanggapan atau pandangan seseorang terhadap suatu pesan. Dari
persepsi akan dibuat interprestasi yaitu pemberian kesan atau pendapat terhadap
persepsi dan pesan tersebut.
3. Encoding :
Encoding adalah menerjemahkan informasi yang dikirim atau gagasan
komunikator kedalam serangkaian simbol atau isyarat untuk pemahaman dan
kebersamaan pengertian dengan penerima.
4.
Pesan (message) :
Pesan adalah bentuk fisik atau non-fisik yang dapat dialami dan ditangkap
oleh indera penerima. Agar efektif, maka pesan tersebut harus :
·
Mudah dipahami.
·
Singkat, jelas,
tepat, cepat, dan mengandung factor yang terkomunikasikan.
5. Saluran (channel) :
Yaitu media yang dilalui atau dipergunakan dalam berkomunikasi berupa
pertemuan, telepon, surat, fax, telex, computer, dan lain – lain.
6. Penerima :
Penerima yaitu orang yang menangkap pesan pengirim dan menanggapi atau
tidak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik perorangan maupun
kelompok.
E. Jenis-Jenis Komunikasi
Para penulis telah
mengelompokkan komunikasi ke dalam beberapa bentuk. Komunikasi pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
1.
Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan adalah komunikasi yang hanya melalui
lisan saja dan tidak tertulis. Komunikasi lisan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu komunikasi lisan secara langsung dan komunikasi lisan secara tidak
langsung. Komuniaksi lisan secara langsung bisa berarti, bahwa komunikasi
yang terjadi secara langsung yakni melalui tatap muka, seperti halnya orang
berceramah, orang berpidato, berorasi. Sedangkan komunikasi lisan tidak
langsung berarti terjadi komunikasi tanpa adanya tatap muka, seperti halnya
orang berbicara ditelepon.
2.
Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis atau tercetak adalah komunikasi
dengan mempergunakan rangkaian kata-kata atau kalimat, kode-kode (yang
mengandung arti), yang tertulis atau tercetak yang dapat dimengerti oleh pihak
lain. Jadi kesimpulannya kedua komunikasi ini lebih kepada komunikasi satu
arah, dimana komunikator hanya menyampaikan pesan yang ada. Untuk komunikasi
ini dirasa kurang efektif karena penyampaian pesan dari komunikator belum tentu
bisa dipahami oleh komunikan. Ketika komunikator memberi informasi, dia tidak memahami
apakah yang diberi informasi sudah mengerti atau belum akan informasi yang
telah disampaikan.
3.
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang
menggunakan bahasa badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata,
kepala, dan lain-lain.Komunikasi ini melalui berbagai isyarat atau signal
non-verbal. Media yang dipergunakan ialah ekspresi, gerak isyarat, gerak dan
posisi badan, yang disebut bahasa badan yang menyatakan sikap dan perasaan
seseorang. Misalkan seorang manajer menampakkan wajah yang masam ketika
bawahannya mengajukan pendapat, dan bisa jadi bawahan tersebut menafsirkan muka
masam itu sebagai penolakan, padahal bisa jadi manajer tersebut lagi sakit
gigi. Adapun bentuk dari segi jenisnya dalam komunikasi adalah sebagai berikut:
a.
Sistem Komunikasi Interpersonal
Adalah sistem komunikasi dengan diri pribadi. Di dalam sistem ini terjadi
suatu proses pengolahan informasi yang meliputi sensasi (proses menangkap
stimuli atau pesan), persepsi (perubahan sensasi menjadi informasi), memori
(proses penyimpanan informasi dan sewaktu-waktu dapat dipanggil kembali) dan
berpikir (mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan atau
memberikan respon terhadap stimuli). Dalam sistem ini, informasi yang
diterima langsung diproses oleh alat-alat indra ke otak sehingga menimbulkan
suatu respon terhadap stimuli yang diberikan.
b.
Sistem Komunikasi
Antarpersonal
Adalah komunikasi yang terjadi terutama di antara dua orang atau beberapa
orang yang bersifat alamiah sehingga dapat menghasilkan suatu hubungan yang
produktif secara terus menerus. Ini bisa diartikan sebagai suatu proses
pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pertukaran di
sini maksudnya suatu tindakan untuk menyampaikan dan menerima pesan secara
timbal balik, sehingga menimbulkan efek atau pengaruh bagi penerimanya. Jika
sudah demikian maka akan timbul kesepakatan bersama.
F. Prinsip Dasar Yang Mempengaruhi Komunikasi
1) Faktor Teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis
komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam
komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.
kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.
komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam
komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.
kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.
2) Faktor Perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang
bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan
atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah
vvalaupun salah, sifat yang egosentris.
bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan
atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah
vvalaupun salah, sifat yang egosentris.
3) Faktor Situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi
ekonomi, sosial, politik dan keamanan.
ekonomi, sosial, politik dan keamanan.
4) Keterbatasan Waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
5) Jarak Psychologis/Status Social
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh
akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak
psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri.
Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia
senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh
akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak
psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri.
Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia
senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
6) Adanya Evaluasi Terlalu Dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini
jelas menghambat komunikasi yang baik.
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini
jelas menghambat komunikasi yang baik.
7) Lingkungan Yang Tidak Mendukung
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana
lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana
lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
a. Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
b. Keadaan ribut atau bising
c. Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang
keleluasaan pribadi)
keleluasaan pribadi)
8) Keadaan Si Komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap
berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
a. Komunikator
sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya jugakacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya jugakacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
b. Komunikator
sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalaukomunikator mempunyai
cacat seperti suara sengau. gagap dansebagainya akan mengakibatkan pesan yang
disampaikan tidak jelas
tertangkap oleh sasaran.
tertangkap oleh sasaran.
9) Gangguan Bahasa
a. Komponen
semantik : Gangguan Semantik ialah gangguang
komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan (Blake, 1979). Gangguang semantik sering terjadi karena :
komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan (Blake, 1979). Gangguang semantik sering terjadi karena :
·
Kata-kata yang
digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti
oleh khalayak tertentu.
·
Bahasa yang digunakan
pembicara berbeda dengan bahasa yangdigunakan oleh penerima.
b. Komponen Penggunaan/Pragmatik
Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan
akankomponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi, memeliharakomunikasi
dan mengakhiri komunikasi.
10) Rintangan Fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya
sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan
karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima.
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya
sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan
karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima.
11) Rintangan Kerangka Berpikir
Rintangan yang disebabkan karena kondisi daya pikir seseorang dalam
mengemukakan gagasannya misalnya kurangnya wawasan,
gugup, tingkat pendidikan, kurang berorganisasi, kurang bergaul.
BAB III
STUDI KASUS
A.
Contoh Kasus
PT Golden Castle, bergerak dalam bidang
konveksi atau textil, mengalami konflik antara perusahaan dengan karyawan.
Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan
dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan
gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan
para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak
perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan. Namun tindakan ini berujung
pada PHK besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
B.
Permasalahan
Adanya miss komunikasi mengenai gaji atau upah antara
pihak perusahaan atau manajemen dengan para karyawan di PT. Golden Castle yang
menyebabkan terjadinya demo yang dilakukan oleh para karyawan dan berujung pada
PHK yang dilakukan oleh pihak perusahaan.
C.
Solusi
Permasalahan atau konflik
yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena
masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang
terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi
bias-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan
demo.
Sehingga
untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara.
1. Membentuk
suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui
loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah
antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis, misalnya dengan membuat
rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi
masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal
komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan
dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah
dalam hal komunikasi.
Biasanya
masalah timbul karena lingkun gan
yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang
kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi
sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan
juga harus di perhatikan.
Konflik
dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya terjadi
karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah
ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan
masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang
akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka masalah akan
sulit untuk muncul.
D. Kondisi Yang Diinginkan
Diharapkan komunikasi kerja dalam perusahaan tersebut
dapat diperbaiki menjadi lebih baik terutama dalam berkomunikasi antara
manajemen perusahaan dengan karyawan agar tidak
lagi terjadi konflik atau miss komunikasi yang merugikan kedua belah
pihak. Dengan adanya komunikasi yang baik maka
akan tercipta suasana kerja yang nyaman
sehingga para karyawan dapat bekerja dengan maksimal untuk mencapai tujuan
perusahaan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Demikianlah
pembahasan tentang kasus komunikasi yang terjadi didalam perusahaan. Pentingnya
komunikasi dijaga supaya tetap harmonis diperlukan komunikasi yang efektif,
dengan komunikasi yang efektif dapat membantu manajer dalam melakukan fungsi –
fungsi POAC (perencanaan, pengorganisasian, pengembangan, pemeliharaan, dan
pengawasan). Manajer pun dapat melakukan komunikasi berupa tatap muka, menerima
tamu, berhubungan dengan bawahan, rekan, dan atasan, berkomunikasi dengan
pelanggan, berkomunikasi dengan alat elektronik, dan membuat surat, laporan,
dan lain – lain.
Dengan komunikasi yang harmonis
diharapkan permasalah yang akan terjadi kembali dalam perusahaan dapat
ditangani secara bersama - sama, karena itulah tanggung jawab setiap
unit di perusahaan.
Suatu hubungan akan
terjalin harmonis, dan baik
apabila didukung oleh komponen – komponen yang baik pula. Kegiatan
yang selalu bahkan tidak pernah terlepas dalam kehidupan manusia adalah
komunikasi. Komunikasi begitu penting dikarenakan komunikasi memberikan
informasi yang kita butuhkan (penerima) dari orang lain (pengirim) baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya komunikasi yang baik dan benar,
dapat menimalkan masalah komunikasi antar individu. Dan hal ini sangat membantu
untuk karir perusahaan, dimana komunikasi antara atasan dengan bawahan dapat
terjaga harmonis. Akan tetapi, kita juga harus selalu mempersiapkan berbagai
kemungkinan yang akan terjadi di masa depan perusahaan.
Perusahaan yang sehat terlihat dari
berbagai sistem dan struktur yang saling memenuhi kebutuhan sumber daya
manusianya yang beraneka ragam, kesejahteraan para tenaga kerjanya, keuntungan
yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Ivor K. Devies, 1987, Pengelolaan Belajar, Jakarta: PT.
Rajawali Pers.
James G. Bobbins, Barbara S. Jones, 2006, Komunikasi yang Efektif,
untuk Pemimpin, Pejabat dan Usahawan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya.
Mangkunegara, Anwar P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi
Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara
Nitisemito, Alex. 1992. Manajemen
Personalia. Jakarta : Galia Indonesia.
Suranto AW, Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja Perkantoran,
(http://www.uny.ac.id/home/artikel.php?m=&I=3&k=23), 9 Febuari 2007.
T. Hani Handoko, 1995, Manajemen,
Yogyakarta: BPFE.
Wursanto. 1992. Etika Komunikasi
Kantor. Yogyakarta : Kanisius
http://kewarganegaraangunadarma.blogspot.co.id/2011/10/konflik-antara-perusahaan-dengan.html
Wynn casino opens online sports betting - KTNV
BalasHapusThe Wynn Las Vegas sports betting application, which opened in Las Vegas and Wynn 대구광역 출장샵 Las Vegas on 의왕 출장샵 the Strip in 천안 출장샵 April, has now become a popular 군산 출장안마 betting site in 원주 출장마사지