PENDAMPINGAN
WIRAUSAHA JAHIT DI DESA WALED KECAMATAN WALED KABUPATEN CIREBON
DISUSUN OLEH :
1. ZALFA MAY LUTFINA (114020574)
2. NURUL AZIZAH (114020565)
3. IIS ISTIQOMAH (114020561)
KELAS N
JURUSAN
MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah karena atas karunia-Nya laporan ini telah diselesaikan dengan tepat
waktu. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama pemilik
UMKM yaitu Bapak Abu Naim dan Ibu Entim serta dosen kami Bapak Dedi Muhammad
Siddiq, SH.I, MA, MDP. yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan
ini.
Laporan
pendahuluan ini ditulis berdasarkan apa yang terjadi di lapangan dengan
menggunakan pendekatan komunikatif dan ketrampilan proses. Laporan ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja yang akan kami lakukan serta dampak positif
selama program pendampingan UMKM.
Kami
telah berusaha sesempurna mungkin menulis laporan ini, untuk itu saran, kritik maupun
komentar yang ditujukan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini berguna bagi kita semua.
Cirebon,
10 Oktober 2015
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Indonesia
telah melakukan perjanjian dengan Negara-negara ASEAN bahwa Indonesia akan
mengikuti system perdagangan bebas ASEAN. Dengan kondisi perekonomian saat ini,
masih perlu mempersiapkan banyak hal untuk menghadapi kondisi tersebut. Kondisi
tersebut dapat membuat Indonesia semakin terpuruk dalam perekonomian atau bia
juga dijadikan peluang supaya perekonomian Indonesia dapat berkembang di dunia
luar.
Salah
satu cara supaya kondisi ini dapat menjadi kondisi yang menguntungkan bagi perekonomian
di Indonesia adalah dengan mengembangkan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
oleh pemerintah. Pemerintah dapat menggali potensi UMKM supaya mampu bersaing
dengan Negara ASEAN yang lain dalam perdagangan bebas ini.
Pemerintah
juga dapat memotivasi UMKM agar mampu berpikir kreatif dalam mengembangkan
produknya kemudian produk itu dapat memberikan nilai jual yang tinggi terhadap produknya.
1.2
TUJUAN
Tujuan
kami melakukan pendampingan UMKM milik Bapak Abu Naim dan Ibu Entim agar usaha
yang baru saja dirintis oleh mereka dapat lebih berkembang sehingga memiliki
banyak pelanggan. Dengan adanya program pendampingan ini diharapkan dapat
memberikan dampak positif terhadap UMKM tersebut, diantaranya meningkatkan
kapasitas dan kualitas usaha mikro sehingga mengalami kenaikan omset atau
pendapatan, juga memperluas dampak social ekonominya terhadap masyarakat
sekitar UMKM seperti menyediakan lapangan kerja.
1.3
MANFAAT
1. Memperluas
daerah pemasaran
2. Memperkaya
keahlian dan
pengetahuan pemilik usaha
3. Memajukan
usaha
4. Menaikkan
pendapatan atau omset
A.
LOKASI DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Lokasi
usaha jahit ini terletak di daerah Waled RT. 010 RW. 005 Kecamatan Waled Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat. Tidak sulit untuk menemui lokasi UMKM ini karena letaknya
yang strategis di depan SMK YAMI WALED sebelah warnet HDH.
Kelompok
kami melakukan pendampingan selama kurang lebih tiga bulan, dari tanggal 4
Oktober 2015 sampai dengan tanggal 04 Januari 2016.
BAB II
PROFIL USAHA
2.1 Nama dan Identitas Usaha
UMKM
yang kami pilih bergerak di sektor jasa yaitu usaha jahit, usaha ini berlokasi
di Daerah Waled RT .010 RW. 005 Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Usaha jahit ini dimiliki oleh sepasang suami istri yang bernama Bapak Abu Naim
(46 Tahun) dan Ibu Entim (45 Tahun). Menurut bapak Abu Naim usahanya belum
diberi nama karena usaha yang mereka rintis baru berusia satu bulan. Tetapi,
Bapak Abu Naim dan Ibu Entim berencana memberi nama usaha mereka dengan nama
“Abu Naim” sesuai dengan nama salah satu pemiliknya.
2.2
Sejarah Usaha
Setelah
mereka berhenti bekerja di salah satu konveksi di daerah Cengkareng, karena
kondisi ekonomi yang mendesak membuat Bapak Abu Naim dan Ibu Entim mencoba
mencari pekerjaan tetapi karena pendidikan mereka hanya lulusan SD dan SMK sangat
sulit untuk mendapatkan pekerjaan dan juga usia yang sudah tidak muda lagi.
Sehingga Bapak Naim dan Ibu Entim memutuskan untuk membuka usaha jahit sendiri
dengan berbekal keahlian dan juga pengalaman selama mereka bekerja di konveksi
tersebut.
Pada
awalnya Bapak Abu Naim dan Ibu Entim telah lama membuka usaha jahit di Daerah
Cengkareng, kemudian mereka memutuskan untuk pindah dan membuka usaha jahit di
Daerah Waled, Cirebon.
2.3 Aspek Pemasaran
Daerah pemasaran UMKM
ini masih sangat kecil sebab usaha ini baru didirikan sehingga masih sedikit
orang yang mengetahui usaha ini. Promosi yang dilakukan masih melalui mulut ke
mulut. Selain itu, hasil jahitan juga dipajang di depan rumah untuk menarik
perhatian orang-orang yang melintas. Pemilik usaha juga bekerjasama dengan
tetangga untuk memasarkan barang hasil jahitan, Ibu Entim juga berencana
membuka lapak di pasar malam untuk lebih mengembangkan usahanya.
2.4 Aspek Produksi
Proses
produksi dilakukan apabila ada pelanggan yang datang untuk menjahit tetapi
pemilik juga memproduksi beberapa baju seperti baju gamis, baju daster bahkan
baju untuk anak-anak. Untuk jahitan yang memiliki model rumit seperti kebaya
biasanya dikerjakan selama satu minggu, untuk baju yang tidak terlalu rumit
seperti daster dapat diselesaikan satu hari saja.
2.5 Aspek
Keuangan
Modal
awal yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.300.000,- modal ini untuk membeli
bahan-bahan dan peralatan menjahit. Sementara pendapatan atau omset yang
diterima per bulannya kurang lebih Rp. 2.500.000,- tetapi pendapatan itu tidak
menentu setiap bulannya tergantung berapa banyak jahitan yang diterima.
Pendapatan hasil jahitan tidak langsung seluruhnya digunakan secara pribadi
tetapi digunakan untuk membeli kembali bahan dan keperluan menjahit. Untuk
omset seharinya berkisar antara Rp. 50.000 – Rp. 150.000 tergantung berapa
jahitan yang diselesaikan.
2.6 Aspek Sumber Daya Manusia
Dari segi sumber daya manusia UMKM
ini belum memiliki karyawan atau pekerja karena Bapak Abu Naim dan Ibu Entim
sendiri yang menjahit langsung apabila ada pelanggan yang meminta untuk
dijahitkan.
BAB III
PERMASALAHAN
3.1 Pemasaran
Kendala
yang pemilik alami dari segi pemasaran yaitu belum terlalu banyaknya orang yang
mengetahui usaha jahit ini oleh sebab itu daerah pemasaran masih hanya di
sekitar tempat usaha. Selain itu, rendahnya kepedulian warga di desa akan
penampilan mengakibatkan kurangnya pelanggan dan juga masyarakat sekitar
yang memiliki pendapatan sedikit sehingga mereka enggan untuk membeli baju atau
membayar ongkos menjahit di atas Rp. 50.000.
Serta belum banyak kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemilik.
3.2 Produksi
Menurut Bapak Abu Naim dari segi
produksi kendalanya yaitu ia belum banyak mengetahui model-model yang sedang
trend saat ini. Selain itu, ketersediaan jenis kain yang masih sangat sedikit
membuat pemilik kewalahan apabila ada pelanggan yang ingin menjahit baju dengan
bahan yang lain sehingga sedikit menghambat proses produksi.
3.3
Keuangan
Tidak dapat dipungkiri bahwa
permasalahan yang utama yaitu masalah keuangan, pemilik mengaku tidak mempunyai
modal yang besar untuk mengembangkan usaha ini. Dengan adanya modal yang lebih
dapat membantu mengembangkan usaha jahit dengan maksimal.
3.4 Sumber Daya
Manusia
Permasalahannya yaitu usaha ini
hanya dikerjakan berdua oleh si pemilik tanpa ada karyawan yang membantu
mengakibatkan untuk menjahit pakaian membutuhkan waktu yang sedikit lama,
pemilik juga mengakui masih adanya keterbatasan pengetahuan tentang jenis-jenis
bahan atau kain.
BAB IV
RENCANA
PROGRAM KERJA
4.1
Bidang Pemasaran
1. Membuat Banner atau Spanduk
2. Membantu memasarkan barang hasil jahitan
3. Mempromosikan kepada orang-orang sekitar kami apabila
jika ingin menjahit hendaknya ke UMKM ini.
4.2
Bidang Produksi
1. Membuat label pada hasil jahitan
2. Memberi masukan model-model yang sedang trend
3. Memperbanyak jenis bahan atau kain
4.3
Keuangan
1.
Menambah modal
4.4
Sumber Daya Manusia
1.
Menambah
pengetahuan dan keahlian pemilik usaha
BAB V
PENUTUP
Setiap
permasalahan pasti selalu mempunyai solusi untuk memecahkan masalah tersebut
solusinya adalah tetap bersabar dalam menghadapi permasalahn tersebut dan
jangan menyerah tetap mau berusaha untuk berkarya agar usaha yang kita miliki
dapat dikenal banyak orang karena kualitas yang baik dan usaha kita dapat bersaing
dengan usaha-usaha jahit yang lainnya.
Tentu
saja, kendala atau permasalahan yang di hadapi masing-masing jenis usaha bisa
saja berbeda satu sama lain. Berbagai kendala dan hambatan umum yang banyak
kita jumpai. Satu yang pasti, sebagai pelaku usaha kita tetap harus
mengembangkan wawasan agar usaha yang sudah kita bangun dapat berjalan dengan
sukses dan terus berkembang.
Demikianlah
laporan pendahuluan ini kami susun dan kami sangat berharap agar program kerja
yang akan kami lakukan berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar